Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Didirikan oleh Raden Wijaya pada akhir abad ke-13, Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada. Namun, kejayaan tersebut mulai memudar seiring dengan terjadinya konflik internal, salah satunya adalah Perang Paregreg. Konflik ini menjadi salah satu faktor utama yang mempercepat kemunduran Kerajaan Majapahit.
Perang Paregreg adalah perang saudara yang terjadi di Majapahit pada awal abad ke-15. Konflik ini dipicu oleh perebutan kekuasaan antara dua pihak yang saling bertikai, yaitu Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana. Bhre Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selir, sedangkan Wikramawardhana adalah menantu Hayam Wuruk yang menikah dengan putri mahkota Kusumawardhani.
Setelah wafatnya Hayam Wuruk, Kusumawardhani yang didampingi oleh Wikramawardhana naik takhta. Namun, Bhre Wirabhumi merasa berhak atas kekuasaan tersebut karena ia juga merupakan keturunan langsung dari Hayam Wuruk. Perselisihan ini memicu ketegangan yang akhirnya memuncak menjadi perang saudara.
Jalannya Perang Paregreg
Perang Paregreg berlangsung selama beberapa tahun dengan pertempuran sengit antara kedua pihak. Bhre Wirabhumi menguasai wilayah timur Majapahit, sedangkan Wikramawardhana memegang kendali di wilayah barat. Pertempuran besar terjadi di berbagai wilayah strategis, yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan melemahkan kekuatan militer Majapahit.
Pada akhirnya, Wikramawardhana berhasil mengalahkan Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi tewas dalam konflik ini, dan Wikramawardhana menjadi penguasa tunggal Majapahit. Meskipun demikian, kemenangan ini tidak membawa stabilitas bagi kerajaan. Sebaliknya, perang ini justru meninggalkan luka mendalam dan kerugian besar bagi Majapahit.
Dampak Perang Paregreg terhadap Majapahit
- Kerusakan Ekonomi Perang Paregreg menyebabkan kerusakan besar pada sektor ekonomi. Pertanian terganggu akibat perang, perdagangan internasional melemah, dan banyak sumber daya kerajaan yang terkuras untuk membiayai perang.
- Disintegrasi Wilayah Konflik internal ini melemahkan kendali pusat kerajaan atas wilayah-wilayah kekuasaannya. Banyak daerah bawahan, seperti kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara, mulai melepaskan diri dan mengurangi loyalitas mereka terhadap Majapahit.
- Kehilangan Kepercayaan Rakyat Perang saudara ini juga memengaruhi kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Majapahit. Ketidakstabilan politik dan konflik internal membuat rakyat kehilangan rasa aman dan mulai meragukan kemampuan kerajaan untuk menjaga kestabilan.
- Munculnya Ancaman Eksternal Melemahnya Majapahit akibat perang saudara memberikan peluang bagi kekuatan asing dan kerajaan lain untuk memperluas pengaruhnya. Salah satunya adalah Kerajaan Demak, yang kemudian tumbuh menjadi salah satu kekuatan baru di Nusantara.
Akhir Kejayaan Majapahit
Setelah Perang Paregreg, Majapahit tidak pernah sepenuhnya pulih. Konflik internal lainnya terus terjadi, dan kerajaan semakin kehilangan pengaruhnya di wilayah Nusantara. Pada akhirnya, Majapahit runtuh pada akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16, digantikan oleh kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berkembang di pesisir Jawa, seperti Demak.
Perang Paregreg menjadi salah satu titik balik dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Konflik ini tidak hanya menghancurkan stabilitas internal kerajaan, tetapi juga mempercepat disintegrasi wilayah dan melemahkan pengaruh Majapahit di Nusantara. Sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, Perang Paregreg mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan dan stabilitas dalam menjaga kejayaan suatu bangsa.