I Need to Stop Faking
Sung Jinwoo berdiri di tengah ruangan yang terang benderang, matanya menatap layar besar di hadapannya. Sebuah alat ukur kekuatan terpasang di tengah ruangan, siap untuk menguji potensi yang telah ia kumpulkan selama ini. Di sekitarnya, sejumlah pejabat dan anggota asosiasi hunter berdiri dengan wajah serius, seolah menilai setiap gerakannya. Jinwoo tidak bisa menghindar dari rasa cemas yang tiba-tiba muncul. Ini bukan ujian biasa, ini adalah penilaian ulang yang menentukan seberapa jauh dia bisa melangkah di dunia para hunter.
“Persiapkan dirimu, Jinwoo,” kata seorang pejabat dengan suara berat, memberi isyarat bahwa ujian segera dimulai.
Jinwoo menelan ludah, merasa seperti ada beban berat yang menekan dadanya. Dia sudah jauh melampaui batas para hunter biasa, bahkan kekuatannya tak terhitung oleh kebanyakan orang. Namun, itu bukan berarti penilaiannya akan mudah. Masih ada banyak hal yang harus dia hadapi. Ia tidak bisa berlama-lama dalam ketidakpastian ini.
Alat ukur di depannya menyala. Jinwoo menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Ia mengangkat kedua tangan, dan dalam sekejap, bayangan-bayangan yang telah ia panggil muncul di sekitar ruangan, memberikan aura kekuatan yang tak terbantahkan. Pasukan bayangannya, prajurit yang tidak bisa dilawan oleh sembarang musuh, menunggu perintah.
Namun, saat alat itu mulai mengukur kekuatan, layar hanya menunjukkan angka yang semakin rendah. Bahkan lebih rendah dari yang seharusnya. Jinwoo merasa matanya mulai bergetar. Kenapa alat ini tidak bisa mengukur kekuatannya? Apa yang salah?
Tiba-tiba, alat itu mengeluarkan bunyi bip keras, dan layar menampilkan pesan yang sangat mengejutkan: “Kekuatan Melebihi Kapasitas Pengukuran.”
Semua orang di ruangan itu terdiam. Mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Beberapa mulai saling berbisik, terkejut dengan hasil yang tampaknya aneh. Jinwoo merasakan aliran panas merambat ke wajahnya, dan untuk pertama kalinya sejak lama, dia merasa terpojok.
“Jinwoo…” Suara seorang pejabat pecah, memecah kesunyian. “Kau… bukan seorang hunter biasa. Apa yang terjadi?”
Dia menatap layar dengan tatapan bingung, kemudian kembali menatap ke arah para pejabat yang kini tampak terkejut. Dia sudah mencoba untuk menyembunyikan kekuatan sejatinya, tapi ternyata itu tidak cukup. Dalam hati, Jinwoo berpikir, “Aku benar-benar harus berhenti berpura-pura.”
Selama ini, dia berusaha untuk tidak menarik terlalu banyak perhatian, untuk menjaga diri agar tidak terlalu menonjol. Namun, melihat reaksi mereka, dia sadar bahwa ini adalah saat yang tepat untuk berhenti berpura-pura. Ini adalah dunia yang penuh dengan bahaya, dan jika dia ingin bertahan, dia harus berhenti bersembunyi di balik topeng yang ia buat.
“Sebenarnya,” kata Jinwoo, suaranya menggetarkan udara, “Aku bukan E-Rank Hunter.”
Semua mata terbelalak. Kebenaran yang selama ini disembunyikan akhirnya terungkap. Tidak ada lagi alasan untuk berbohong. Tidak ada lagi ruang untuk pura-pura lemah.
“Sung Jinwoo,” kata seorang pejabat dengan suara yang lebih tenang. “Apa maksudmu ini? Apakah kamu mengatakan bahwa alat ini salah?”
Jinwoo mengangkat tangan dan menatap dengan tegas ke arah layar yang masih memancarkan data yang tak masuk akal. “Tidak. Alat ini tidak salah. Aku memang tidak dapat diukur. Ini adalah kekuatan yang sudah melampaui batasan kalian.”
Ruangan itu tiba-tiba hening, seakan semua orang terkejut mendengar pengakuan tersebut. Jinwoo tahu, ini adalah titik balik dalam hidupnya. Jika dia terus berpura-pura, dia hanya akan terjebak dalam dunia yang tidak mengenal batas. Dia harus berhenti berpura-pura menjadi orang yang biasa. Dia bukan E-Rank Hunter. Dia jauh lebih dari itu.
“Kenapa kau tidak mengungkapkan semuanya?” tanya pejabat lainnya dengan nada penuh keheranan.
Jinwoo menyeringai, sedikit menyentakkan bahu. “Karena aku tidak ingin menambah beban yang sudah cukup berat di pundakku. Tetapi sekarang, semuanya akan berbeda.”
Jinwoo berbalik dan melangkah keluar dari ruangan itu, meninggalkan para pejabat yang masih kebingungan. Di luar, dunia menunggu. Langkahnya berat, namun pasti. Dia tahu ini bukan akhir, hanya awal dari perjalanan yang lebih sulit.
Di dalam hatinya, Jinwoo menyadari satu hal yang penting: Jika aku berhenti berpura-pura, aku akan bisa melangkah jauh lebih jauh.
Ini adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan, dan dia siap menghadapinya.