Indonesia terus mengalami transformasi besar dalam lanskap periklanan digital, terutama dengan pesatnya perkembangan pemasaran melalui perangkat mobile. Salah satu momen paling strategis bagi para pelaku sektor digital adalah bulan Ramadan. Bulan sakral ini tidak hanya menjadi waktu penting secara spiritual tetapi juga memberikan peluang besar bagi brand untuk terhubung dengan konsumen.
Menurut Shanti Tolani, Country Head & Board of Director MMA Global Indonesia, sebanyak 72% konsumen global menganggap Ramadan sebagai waktu terbaik untuk mendapatkan penawaran belanja terbaik. Di Indonesia, 80% masyarakat melakukan pembelian terbesar mereka sepanjang tahun selama Ramadan. Menariknya, 88% konsumen melakukan pembelian dari penjual ritel yang sebelumnya belum pernah mereka gunakan. Ini menunjukkan potensi besar bagi brand untuk menarik konsumen baru.
Sutanto Hartono, Chair of MMA Global Indonesia, menambahkan bahwa Ramadan adalah bulan yang tidak boleh dilewatkan oleh para pemilik merek. Hal ini terlihat dari peningkatan pengeluaran iklan yang mencapai lebih dari 25% selama bulan puasa dibandingkan bulan-bulan lainnya. “Ramadan merupakan waktu yang sangat krusial bagi para pemasar untuk memastikan produk dan layanan mereka menonjol dibandingkan pesaing,” ujar Sutanto pada acara MMA Innovate Indonesia di Park Hyatt Jakarta (22/01/2024).
Tren Digital Selama Ramadan
Studi berjudul “Ramadan in SEA & Pakistan: App Marketing Insights from 2024” oleh Appsflyer mengungkapkan bahwa bulan Ramadan ibarat “tambang emas” bagi pemasaran digital di Indonesia. Tren pemasangan aplikasi di platform iOS, misalnya, meningkat hingga lebih dari dua kali lipat sekitar sebulan sebelum Ramadan.
Hal ini mencerminkan tingginya kebutuhan konsumen terhadap aplikasi yang relevan selama bulan puasa. Sektor aplikasi belanja, keuangan, serta makanan dan minuman menjadi yang paling diuntungkan. Aplikasi belanja mendominasi karena masyarakat sibuk mempersiapkan kebutuhan Ramadan, membeli hadiah, hingga mendekorasi rumah.
Aplikasi keuangan mengalami peningkatan aktivitas, terutama menjelang pertengahan Ramadan, ketika konsumen mulai mengelola keuangan mereka untuk membayar zakat. Sedangkan aplikasi makanan dan minuman mencatatkan dua lonjakan besar, yakni di awal Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
Strategi Maksimalkan Momentum
Studi Appsflyer memberikan beberapa rekomendasi kunci untuk memaksimalkan peluang selama Ramadan. Salah satunya adalah dengan meluncurkan kampanye lebih awal, memahami pasar secara spesifik, serta menciptakan konten yang relevan secara budaya.
Tabah Yudhananto, Senior VP of Growth Blibli, menekankan pentingnya memahami tujuan utama dari kampanye pemasaran. “Kita perlu memahami dengan jelas apa yang menjadi main objective atau tujuan utamanya. Dari tujuan tersebut, kita dapat mengidentifikasi dan memastikan key success factors yang harus dicapai untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, kita dapat menyusun strategi yang tepat dan mengukur keberhasilan secara efektif,” jelasnya.
Namun, para pemasar juga perlu mengantisipasi tantangan yang muncul setelah Ramadan, yaitu penurunan interaksi dan tingkat retensi konsumen. Untuk mengatasi hal ini, pelaku industri perlu memahami kebutuhan konsumen di momen pasca-Ramadan, seperti layanan yang mendukung aktivitas mudik atau pengiriman bahan makanan segar yang cepat.
Ramadan bukan hanya momen penting untuk meningkatkan penjualan, tetapi juga untuk membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen. Dengan memanfaatkan strategi pemasaran yang tepat dan memahami kebutuhan pasar, pelaku industri di Indonesia dapat mengoptimalkan peluang besar selama bulan suci ini. Tidak hanya berdampak secara ekonomi, momentum Ramadan juga bisa menjadi ajang untuk memperkuat loyalitas pelanggan di masa depan.